Belajar Dari Kisah Sahabat Ikrimah bin Abu Jahal

Sahabat,
Kita sering mendengar kisah sahabat-sahabat Rosul yang begitu mempesona kita,sungguh hebat nya iman mereka.
Kemarin ketika mendengarkan tausiyahnya Ust. Hanan Attaqi yang bercerita tentang salah satu sahabat Rosul SAW yaitu Ikrimah bin Abu Jahal RA, saya tiba-tiba terpikirkan akan suatu hal yang mirip dengan hal ini, yaitu "menangguhkan atau menunda berhijab"

Dimanakah hubungannya????

Ketika fathul makkah, Ikrimah lebih memilih untuk melarikan diri daripada harus mengucapkan kalimat syahadad dalam artian untuk menyelamatkan diri di dunia (karna dalam posisi yang tak memungkinkannya untuk melawan kecuali ingin terbunuh)
Ikrimah lebih memilih melarikan diri, meskipun dia sebenarnya telah tahu bahwa ajaran yabg dibawa oleh Rosul  SAW adalah benar, namun sungguh bukan sikap ksatria jika dia mengucapkan syahadad bertepatan dengan peristiwa fathul makkah.
Sikap nya yang tak ingin karena rasa terpaksa.
Namun akhirnya, setelah Rosul SAW menjamin keselamatan nya, dia baru mengatakan bahwa sebetulnya dia telah percaya.

Ya Allah, bagi kita yang telah berhijab semoga kita bisa istiqomah.
Pasti ada orang disekitar kita, teman, saudara atau yang lain disekitar kita yang belum mendapat hidayah untuk berhijab, padahal mereka telah mendengar dan bahkan juga membaca ayat yang berisi perintah untuk menutup aurot.

Mereka adalah calon calon penghuni surga yang berjiwa ksatria, mereka belum ingin menunaikan kewajiban ini karena "kami" sebagai saudari yang telah berhijab duluan belum bisa atau bahkan tak akan bisa layaknya Rosul yang mampu menerima Ikrimah dengan segala kehangatannya memberi jaminan atas keselamatannya.

Kami sebagai saudari belum bisa memberikan rasa nyaman terhadap saudari kita yang belum berhijab
Rasa nyaman yang mampu memperlihatkan kepada mereka kami sayang kepada mereka layaknya kami menyayangi diri sendiri
Rasa seperti itu belum benar-benar terlihat

Saudari, meski rasa itu belum kau rasakan,namun sungguh kami juga masih sedang belajar, marilah kita belajar bersama-sama
Mari bersama kita saling mengingatkan satu sama lain
Kami benar-benar masih belajar dan tak ingin sedikitpun merasa lebih baik (kita semua tak pernah tahu bagaimana akhir hidup kita, yang tentunya kita semua berharap Husnul Khotimah)

Aamiin